KISAH NABI MUHAMMAD SAW
Kumpulan Kisah Nabi
Pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyah,lahirlah
seorang bayi pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Kota Makkah.Bayi
yang dilahirkan akan membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban
manusia.
Ayah bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang
telah wafat sebelum baginda dilahirkan yaitu sewaktu baginda 7 bulan
dalam kandungan. Ibunya bernama Aminah binti Wahab.
Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan langsung dibawa ke ka'bah,
kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah ada sebelumnya.
Setelah itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Tshuwaiba, budak
suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad.
Pada masa itu, Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi
bangsawan-bangsawan
Arab di Makkah.
Akhirnya tiba juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mau menerima baginda
karena Muhammad seorang anak yatim. Walau begitu, Halimah akhirnya membawa
pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati
keluarganya.
Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing
ternak dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda
telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa
baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang kembali ke pedalaman.
Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul menyerupai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk
membedah Muhammad.
Pada waktu itu, Halimah dan suaminya tidak menyadari
akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya dengan Baginda SAW menyaksikan
kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tak ada satu keanehan pun ditemukan.
Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah
selama lima tahun. Selama itu baginda SAW mendapat kasih sayang, kebebasan
jiwa dan penjagaan yang baik dari Halimah dan keluarganya. Setelah
itu baginda dibawa pulang kepada kakeknya Abdul Mutallib di Makkah.
Kakek baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda SAW. Ketika Aminah membawa
anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudaranya, mereka
ditemani oleh Ummi Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh ayah baginda SAW.
Baginda SAW ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta
tempat dia dikuburkan.
Sesudah sebulan mereka berada di Madinah,
Aminah pun bersiap untuk pulang kembali ke Makkah.Dia dan
rombongannya kembali ke Makkah menunggangi dua ekor unta yang memang dibawa
dari Makkah sewaktu mereka berangkat dulu.
Namun ketika mereka
sampai di Abwa, Ibunda Rasulullah SAW jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia
lalu dikuburkan di sana.
Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh
Ummi Aiman dengan perasaan yang sangat sedih.Maka jadilah Muhammad
sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan kakek yang
dicintainya dan paman-pamannya.
"Bukankah Dia mendapatimu
sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk". (Surah
Ad-Dhuha, 93: 6-7)
Kegembiraan
bersama kakeknya pun tidak bertahan lama. Ketika baginda SAW berusia
delapan tahun, kakek baginda Rasulullahpun meninggal dunia. Kematian Abdul
Mutallib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hashim.
Dia mempunyai
keteguhan hati,berwibawa, pandangan yang luas,terhormat dan
berpengaruh dikalangan bangsa Arab. Dia selalu menyediakan makanan dan
minuman kepada para tamu yang berziarah dan membantu penduduk Makkah
yang dalam kesusahan.
Setelah wafatnya kakek yang sangat menyayanginya, Abu Thalib mengambil alih tugas ayahnya untuk
menjaga Muhammad, keponakannya.
Walaupun Abu Thalib kurang mampu dalam hal materi dibanding saudaranya yang lain,
namun dia mempunyai perasaan yang
paling halus dan dihormati di kalangan orang-orang Quraisy.
Abu Thalib
menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia
juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang luhur.
Pada suatu hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang, saat itu
Muhammad berusia 12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristen
yang telah dapat melihat tanda-tanda kenabian pada baginda SAW.
Lalu rahib
tersebut berpesan kepada Abu Thalib supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam
karena dikhawatirkan orang-orang Yahudi akan menyakiti baginda, apabila mengetahui
tanda-tanda kenabian tersebut.
Abu Thalib menuruti nasihat rahib
tersebut dan dia tidak banyak membawa hasil dari perjalanan tersebut.
Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya. Muhammad juga
telah menjadi bagian dari keluarganya.
Baginda mengikut mereka ke acara-acara yang berdekatan dan mendengar
sajak-sajak dari penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato dari
penduduk Yahudi yang anti Arab.
Baginda SAW juga diberi tugas
sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing keluarganya dan
kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang
kejadian alam saat menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh
dari segala fikiran dan nafsu manusia.
Baginda SAW terhindar
dari perbuatan yang sia-sia dan selalu berlaku jujur, sesuai dengan gelar
yang diberikan yaitu "Al-Amin".
Setelah baginda mulai meningkat dewasa, baginda
ditugaskan oleh pamannya untuk membawa barang dagangan Khadijah
binti Khuwailid, seorang pedagang yang kaya dan dihormati. Baginda
melaksanakan tugasnya dengan penuh ikhlas dan jujur.
Khadijah amat tertarik dengan ahlak mulia baginda dan kepandaian baginda sebagai
seorang pedagang. Lalu dia menyampaikan rasa hatinya untuk menikah
dengan Muhammad yang berusia 25 tahun saat itu.
Wanita bangsawan dengan yang
berusia 40 tahun itu sangat gembira ketika Muhammad menerima
lamarannya lalu berlangsunglah pernikahan mereka berdua. Dimulailah
lembaran baru dalam hidup Muhammad dan Khadijah sebagai suami isteri.
Pada usia 40 tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan diangkat
sebagai nabi sekalian alam.
Ketika itu, baginda SAW berada di Gua Hira
dan sedang merenung dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia
pada zaman itu. Maka datanglah Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya
membaca ayat quran yang pertama diturunkan kepada Muhammad.
"Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Al -'Alaq, 96: 1)
Rasulullah pulang dengan penuh rasa gemetar lalu diselimuti oleh Khadijah yang
coba menenangkan baginda SAW. Ketika kondisi baginda SAW mulai pulih,
diceritakan kepada Khadijah tentang kejadian yang telah terjadi.
Kemudian baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum
kerabatnya untuk menghindari kecaman dari penduduk
Makkah yang menyembah berhala.
Khadijah isterinya adalah wanita pertama
yang mempercayai kenabian baginda. Sedangkan Ali bin Abi Talib adalah
lelaki pertama yang beriman dengan ajaran baginda.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun di kalangan keluarganya
saja. Setelah turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara
terang-terangan, maka Rasulullah SAW pun mula menyebarkan ajaran Islam
secara lebih meluas.
"Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Al-Hijr, 15:94)
Namun begitu,penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh
baginda SAW. Mereka memusuhi baginda SAW dan para pengikut baginda.
Diantara yang menentang itu termasuk pula Abu
Lahab,paman baginda SAW sendiri. Namun Abu Talib
selalu melindungi keponakannya itu, walaupun dia sangat risau akan
keselamatan Rasulullah SAW yang mendapat penolakan yang hebat dari kaum
Quraisy.
Lalu dia bertanya tentang rencana Rasulullah selanjutnya.
Lantas Rasulullah menjawab:
"Wahai pamanku, andai matahari diletakkan di tangan kiriku dan bulan di
tangan kananku, agar aku menghentikan dakwahku ini, aku tidak akan
menghentikannya sampai agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau
aku binasa karenanya"
Baginda menghadapi berbagai tekanan,penderitaan, cemoohan dan ejekan dari
penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk mau beriman
kepada Allah.
Bukan
Rasulullah saja yang menerima penolakan yang seperti itu, malah para
sahabatnya juga turut merasakan penderitaan tersebut seperti Amar dan
Bilal bin Rabah yang menerima siksaan yang berat.
Rasulullah amat sedih melihat tingkah laku bangsa arab ketika itu, terutama kaum Quraisy karena baginda SAW tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah ketika isteri istri tercintanya wafat pada tahun sepuluh kenabiannya.
Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam.Dia juga tidak jemu menghibur dan memberi dorongan kepada Rasulullah di saat baginda SAW dirundung kesedihan.
Pada tahun itu juga pamannya Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasakan oleh Rasulullah karena kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda SAW.
Tekanan orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat setelah kepergian isteri dan pamannya. Maka Rasulullah mengambil keputusan untuk berhijrah ke Madinah setelah mendapat ancaman dari kafir Quraisy untuk membunuh baginda.
Rasulullah SAW disambut dengan meriah oleh para penduduk Madinah. Mereka diberi gelar kaum Muhajirin sedankan para penduduk Madinah dipanggil golongan Ansor.
Seruan baginda diterima dengan baik oleh sebagian besar penduduk Madinah. Sehingga Agama Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat dan membentuk sebuah Negara Islam. Akan tetapi, Negara Islam yang baru didirikan di Madinah mendapat tentangan dari kaum Quraisy di Makkah dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum non Islam yang lain.
Walaupun begitu, Nabi Muhammad SAW berhasil juga membangun sebuah negara Islam yang mengamalkan sepenuhnya hukum dan aturan yang berlandaskan syariat Islam.
Baginda dilantik sebagai pemimpin agama, tentara dan negara. Semua rakyat mendapat hak yang sama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau perjanjian tertulis telah dibentuk.
Piagam ini berisi beberapa pasal yang mencakup hubungan antara semua rakyat termasuk kaum non Islam dan merangkum aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan keamanan. isi piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.
Islam adalah agama yang mengutamakan kedamaian. Namun begitu,aspek pertahanan amat penting untuk melindungi agama,masyarakat dan negara. Rasulullah telah ikut dalam 27 kali ekspedisi tentara untuk mempertahankan dan menegakkan keadilan dan kedaulatan Islam.
Peperangan yang pernah dijalani baginda diantaranya Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun 625 M/ 4 Hijriah, Perjanjian Hudaibiyah telah disepakati antara penduduk Islam Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah di akui.
Nabi Muhammad SAW juga telah berhasil membuka kembali kota Makkah pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang pengikutnya.
Perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dimana baginda SAW dan pengikutnya berhasil mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya,baginda SAW telah menunaikan ibadah haji bersama dengan 100 000 orang pengikutnya.
Baginda SAW juga telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun yang sama. Sabda baginda yang artinya:
"Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah dari satu keturunan yaitu keturunan Nabi Adam a.s. Manusia yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa."
"Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh kepada dua perkara itu, yaitu kitab Al-Quran dan Sunnah Rasulullah."
Baginda Rasulullah SAW wafat pada bulan Juni tahun 632 Masehi atau 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah. Baginda wafat setelah selesai melaksanakan tugasnya sebagai rasul dan pemimpin negara.
Baginda SAW berhasil membawa manusia ke jalan yang benar dan menjadi seorang pemimpin yang bertanggungjawab,berilmu dan bijaksana. Rasulullah adalah contoh dan Teladan terbaik bagi seluruh umat manusia sepanjang zaman.
Rasulullah amat sedih melihat tingkah laku bangsa arab ketika itu, terutama kaum Quraisy karena baginda SAW tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah ketika isteri istri tercintanya wafat pada tahun sepuluh kenabiannya.
Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam.Dia juga tidak jemu menghibur dan memberi dorongan kepada Rasulullah di saat baginda SAW dirundung kesedihan.
Pada tahun itu juga pamannya Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasakan oleh Rasulullah karena kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda SAW.
Tekanan orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat setelah kepergian isteri dan pamannya. Maka Rasulullah mengambil keputusan untuk berhijrah ke Madinah setelah mendapat ancaman dari kafir Quraisy untuk membunuh baginda.
Rasulullah SAW disambut dengan meriah oleh para penduduk Madinah. Mereka diberi gelar kaum Muhajirin sedankan para penduduk Madinah dipanggil golongan Ansor.
Seruan baginda diterima dengan baik oleh sebagian besar penduduk Madinah. Sehingga Agama Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat dan membentuk sebuah Negara Islam. Akan tetapi, Negara Islam yang baru didirikan di Madinah mendapat tentangan dari kaum Quraisy di Makkah dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum non Islam yang lain.
Walaupun begitu, Nabi Muhammad SAW berhasil juga membangun sebuah negara Islam yang mengamalkan sepenuhnya hukum dan aturan yang berlandaskan syariat Islam.
Baginda dilantik sebagai pemimpin agama, tentara dan negara. Semua rakyat mendapat hak yang sama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau perjanjian tertulis telah dibentuk.
Piagam ini berisi beberapa pasal yang mencakup hubungan antara semua rakyat termasuk kaum non Islam dan merangkum aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan keamanan. isi piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.
Islam adalah agama yang mengutamakan kedamaian. Namun begitu,aspek pertahanan amat penting untuk melindungi agama,masyarakat dan negara. Rasulullah telah ikut dalam 27 kali ekspedisi tentara untuk mempertahankan dan menegakkan keadilan dan kedaulatan Islam.
Peperangan yang pernah dijalani baginda diantaranya Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun 625 M/ 4 Hijriah, Perjanjian Hudaibiyah telah disepakati antara penduduk Islam Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah di akui.
Nabi Muhammad SAW juga telah berhasil membuka kembali kota Makkah pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang pengikutnya.
Perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dimana baginda SAW dan pengikutnya berhasil mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya,baginda SAW telah menunaikan ibadah haji bersama dengan 100 000 orang pengikutnya.
Baginda SAW juga telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun yang sama. Sabda baginda yang artinya:
"Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah dari satu keturunan yaitu keturunan Nabi Adam a.s. Manusia yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa."
"Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh kepada dua perkara itu, yaitu kitab Al-Quran dan Sunnah Rasulullah."
Baginda Rasulullah SAW wafat pada bulan Juni tahun 632 Masehi atau 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah. Baginda wafat setelah selesai melaksanakan tugasnya sebagai rasul dan pemimpin negara.
Baginda SAW berhasil membawa manusia ke jalan yang benar dan menjadi seorang pemimpin yang bertanggungjawab,berilmu dan bijaksana. Rasulullah adalah contoh dan Teladan terbaik bagi seluruh umat manusia sepanjang zaman.
Belum ada Komentar untuk "KISAH NABI MUHAMMAD SAW"
Posting Komentar