KISAH NABI NUH AS
Kumpulan Kisah Nabi
Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam AS. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.Kisah nabi Nuh ini cukup populer bukan hanya di kalangan kaum muslim saja,tapi hampir di seluruh penjuru dunia semua mengetahui kisah sejarah nabi Nuh AS ini.bahkan di negara barat kisah ini sudah di film kan.
Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam AS. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.Kisah nabi Nuh ini cukup populer bukan hanya di kalangan kaum muslim saja,tapi hampir di seluruh penjuru dunia semua mengetahui kisah sejarah nabi Nuh AS ini.bahkan di negara barat kisah ini sudah di film kan.
Nabi Nuh menerima
wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" yaitu masa kekosongan di antara
dua rosul di mana biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan
ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan
kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh
tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di
tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala, yaitu
patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri.
Disembahnya
sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta
dapat menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang
dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kuasa atas manusia itu, diberinya nama-nama yang silih
berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.
Kadang-kadang
mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts "
dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi
Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis,
mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala untuk kembali
kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam, melakukan
ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan
kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi
Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan
oleh Allah berupa langit dan matahari, bulan dan bintang-bintang
yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di
bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi
kenikmatan hidup kepada manusia.
Pergantian malam menjadi siang dan
sebaliknya yang semuanya itu menjadi bukti dan tanda yang nyata akan adanya
keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka
buat dengan tangan mereka sendiri.
Di samping itu Nabi Nuh juga
memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima
oleh manusia atas segala amalannya di dunia yaitu syurga bagi amalan
kebaikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama
yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang
dikaruniai Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang
nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam
tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan
penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk
hati nurani mereka.
Kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada
yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala
yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada
mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Akan
tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah
kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecakapan dan kesabaran yang tak kenal lelah, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik
atau secara terang- terangan. Ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya
yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut beberapa riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang.
Mereka pun
terdiri dari orang-orang yang miskin, berkedudukan sosial rendah.
Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam
masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap
membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh dan mengingkari dakwahnya.
Mereka tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka
terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan
mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha
dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh:
"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutus seorang rasul yang membawa perintah-Nya, niscaya Ia akan mengutus seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya."
"Bukan manusia biasa seperti engkau yang hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat."
"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutus seorang rasul yang membawa perintah-Nya, niscaya Ia akan mengutus seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya."
"Bukan manusia biasa seperti engkau yang hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat."
"Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak
mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara
buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau
tidaknya dakwah dan ajakanmu itu."
"Apabila agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sampaikan kepada kami itu betul-betul benar, niscaya kamilah yang lebih dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang bodoh pengikut-pengikutmu itu."
"Apabila agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sampaikan kepada kami itu betul-betul benar, niscaya kamilah yang lebih dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang bodoh pengikut-pengikutmu itu."
"Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang
pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan
yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudah
kami menerima ajakanmu dan dakwahmu."
"Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui daripadamu tentang hal itu semuanya..Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalah pendusta belaka."
"Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui daripadamu tentang hal itu semuanya..Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalah pendusta belaka."
Nuh berkata, menjawab ejekan dan
olok-olok kaumnya:
"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap percaya terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang sesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki."
"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap percaya terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang sesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki."
"Aku hanya seorang manusia yang mendapat amanat dan diberi tugas
oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap
berkeras kepala dan tidak mau kembali ke jalan yang benar dan menerima
agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah
untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya atas dirimu."
"Aku hanya
pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya
kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu
dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan siksaan-Nya atas kamu
sekalian jika Ia kehendaki."
"Dialah pula yang berkuasa menurunkan siksa dan azab-Nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".
"Dialah pula yang berkuasa menurunkan siksa dan azab-Nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan syarat
dengan berkata: "Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan
memberi dukungan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau
bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang
petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu.
Usirlah mereka dari
pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk
berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung
dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan.
Dan bagaimana kami dapat menerima satu agama yang menyama-ratakan para bangsawan dengan orang rendah, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Dan bagaimana kami dapat menerima satu agama yang menyama-ratakan para bangsawan dengan orang rendah, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Nabi Nuh menolak
pensyaratan kaumnya dan berkata: "Risalah dan agama yang aku bawa adalah
untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh,
yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara penguasa dan
rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama terhadap
agama dan hukum Allah.
Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan
meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu,
maka siapakah yang dapat ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang
ramai.
Lalu bagaimana aku sampai hati menjauhkan daripadaku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku.
Lalu bagaimana aku sampai hati menjauhkan daripadaku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku.
Dan bagaimanakah aku dapat mempertanggungjawabkan
tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu
bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan
sebaliknya, semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada
pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dapat diterima oleh akal dan
fikiran yang sehat. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan
tidak berfikiran sehat.
Pada akhirnya, karena merasa tidak
berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa
kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka
berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah
dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah
menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan
sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak
ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan
bersilat lidah dengan kami."
"Datangkanlah apa yang engkau katakan bila benar-benar kau orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."
"Datangkanlah apa yang engkau katakan bila benar-benar kau orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."
Nabi
Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh
tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka
meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah
kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang
sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang.
Nabi Nuh mengajarkan kepada mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat derajat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan qodratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan congkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan mendidik agar mereka saling berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia.
Nabi Nuh mengajarkan kepada mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat derajat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan qodratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan congkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan mendidik agar mereka saling berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia.
Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil
menyedarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya untuk
beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil
kaumnya yang tidak mencapai jumlah seratus orang.
Walaupun ia telah
melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya
dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan datang masanya di mana
kaumnya akan sadar diri dan datang mengakui kebenarannya dan kebenaran
dakwahnya.
Harapan Nabi Nuh akan kesadaran kaumnya ternyata makin hari
makin berkurang dan bahwa sinar iman dan takwa tidak akan menembus ke
dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan
Iblis. sebagaimana Nabi Nuh menyampaikan firman Allah yang artinya:
"Sesungguhnya
tidak akan seorang daripada kaummu mengikutimu dan beriman kecuali mereka
yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka janganlah engkau
bersedih hati atas apa yang mereka perbuat."
Dengan penegasan
firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan
habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya atas kaumnya yang sombong dan sesat seraya berseru:
"Ya Allah! Jgnlah
Engkau biarkan seorang pun daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal
di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika
Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan
menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang
kafir seperti mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan
permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan
mempersoalkan kaumnya, karena mereka akan menerima hukuman Allah
dengan mati tenggelam oleh banjir yang teramat besar.
Nabi Nuh Membuat Kapal
Allah SWT pun memberikan perintah kepada nabi Nuh untuk membuat kapal yang dapat dinaiki oleh nabi Nuh dan pengikutnya..Setelah
menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh
mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang
diperlukan untuk membuat kapal tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di
luar dan agak jauh dari kota dan keramaian, mereka dengan rajin dan
tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembuatan kapal itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan
masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan dalam
menyelesaikan pembuatan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan
cemoohan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membuat
kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olok dengan mengatakan:
"Wahai
Nuh! Sejakkapan engkau menjadi tukang kayu dan pembuat
kapal?,Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa
sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang
engkau buat itupun di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk
ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang akan menarik
kapalmu ke laut?"
Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh
dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab: "Baiklah tunggu saja
saatnya nanti, jika kamu sekarang mengejek dan mengolok-olok kami maka akan
tibalah masanya kelak bagi kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui
kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan
hukuman Allah menimpa atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan
pembuatan kapal yang merupakan alat transportasi laut pertama di dunia,
Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah: "Siap-siaplah engkau dengan kapalmu,
bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda dari-Ku, maka segeralah
angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang
dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan
izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air
yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir
besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah
maupun yang tinggi sampai mencapai puncak gunung, sehingga tiada
tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh
yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk
yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan
iringan "Bismillah majraha wa mursaha" belayarlah kapal Nabi Nuh dengan
lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah
lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah
orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung
berusaha menyelamatkan diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam
mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh
berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat
orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan
air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama
"Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak
menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman
Allah itu.
Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih
sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam
keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang air bah.
Nabi Nuh secara
spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat
suaranya memanggil puteranya:
" Wahai anakku !, Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau hadapi yang merupakan hukuman Allah."
" Wahai anakku !, Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau hadapi yang merupakan hukuman Allah."
Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat
dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong
dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya
yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:
"Biarkanlah aku dan
pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak
kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di
atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."
Nuh
menjawab: "Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan
engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. karena tidak akan
ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan
ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan ampunan-Nya."
Setelah
Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar
gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya,
tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan
pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih
hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak
beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru
kepada Allah :
"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah benar dan Engkaulah yang Maha menghakimi dan Maha Berkuasa".
"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah benar dan Engkaulah yang Maha menghakimi dan Maha Berkuasa".
Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia
puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang
dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak
orang-orang yang kafir dalam kaummu."
"Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya."
"Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya."
"Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu,
mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsu dan bujukan
Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku
tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau
sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku
ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang
yang bodoh."
Nabi Nuh sadar segera setelah menerima teguran dari
Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia
lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk
putranya sendiri.
Ia sadar bahwa ia tersesat pada saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan putranya, padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus melebihi cinta kepada keluarga dan harta-benda.
Ia sadar bahwa ia tersesat pada saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan putranya, padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus melebihi cinta kepada keluarga dan harta-benda.
Ia sangat sesalkan kelalaian dan kekhilafanya
itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan
berseru :
"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terkutuk, ampunilah kelalaian dan kekhilafanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, niscaya aku menjadi orang yang merugi."
"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terkutuk, ampunilah kelalaian dan kekhilafanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, niscaya aku menjadi orang yang merugi."
Setelah air bah itu mencapai puncak
keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai
dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi
kemudian berlabuhlah kapal Nuh di atas bukit " Judie ".
Kemudian Allah memberi perintah kepada Nabi Nuh: "Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi berkah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
Kemudian Allah memberi perintah kepada Nabi Nuh: "Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi berkah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran
menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya
surah Nuh dari ayat 1 sampai 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sampai 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah
pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahwasanya
hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan
kepercayaan atau persamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan
lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau
kelahiran.
Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh
Allah SWT. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia
menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan
didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang
memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat
difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud: "Sesungguhnya para
mukmin itu adalah bersaudara."
Demikian pula hadis Rasulullah SAW.yang artinya: "Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia mencintai
saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri." Selain itu ada juga
peribahasa yang berbunyi: "Adakalanya engkau memperoleh seorang saudara
yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
Belum ada Komentar untuk "KISAH NABI NUH AS"
Posting Komentar