KISAH NABI SHALEH AS
Tsamud
adalah nama suatu suku yang oleh beberapa ahli sejarah dimasukkan
bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam
bangsa Yahudi.
Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama "
Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk
jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin
taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan
dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah.
Bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang
datar dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup
tenteram, sejahtera dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan dan
menganggap kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak
keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka
adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka
berqurban, tempat mereka minta perlindungan dari segala bala dan musibah
dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mereka tidak dapat melihat atau
memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan panca indera.
Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya
nabi pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mrk keluar
dari jalan yang sesat ke jalan yang benar.
Demikian pula Allah tidak
akan menurunkan azab dan siksaan kepada suatu umat sebelum mereka
diperingatkan dan diberi petunjuk oleh-Nya dengan perantara seorang
yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya.
Sunnatullah ini
berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi
Shaleh,seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari
keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas,
cerdik pandai, rendah hati dan ramah dalam pergaulan.
Dikenalkan mereka oleh Nabi Shaleh kepada Tuhan yang seharusnya mereka sembah,Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah menciptakan mereka, menciptakan alam tempat mereka hidup, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan segala keperluan hidup mereka.
Dikenalkan mereka oleh Nabi Shaleh kepada Tuhan yang seharusnya mereka sembah,Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah menciptakan mereka, menciptakan alam tempat mereka hidup, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan segala keperluan hidup mereka.
Menciptakan binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna
bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan
kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin.
Tuhan Yang Esa itulah
yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri
dari batu-batu gunung yang tidak kuasa memberi sesuatu kepada mereka
atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Shaleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah bagian dari mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah satu keturunan dan satu suku dengan mereka.
Nabi Shaleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah bagian dari mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah satu keturunan dan satu suku dengan mereka.
Nabi Shaleh mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan tidak sekalipun akan
menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian,
kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka.
Da menerangkan kepada mereka bahwa dirinya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan
didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan
kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di
akhirat kelak.
Dia juga mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan
sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mereka segera
meninggalkan kebiasaan menyembah kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman
kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya
atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan.
Allah
maha dekat kepada mereka mendengarkan doa mereka dan memberi ampun kepada
yang salah bila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Tsamud mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Shaleh itu seraya berkata mereka kepadanya:
Terperanjatlah kaum Tsamud mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Shaleh itu seraya berkata mereka kepadanya:
"Wahai
Shaleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas,
fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat.
Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang
terpuji."
"Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami
menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk
dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi panutan dan kepercayaan
kami di kala kami menghadapi kesulitan dan kesusahan."
"Akan tetapi segala
harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir
hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi
adat-istiadat dan tatacara hidup kami."
"Apakah yang engkau serukan
kepada kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami
dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah
daging kami ,menjadi sebagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan
tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan
meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang
sesat itu."
"Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragukan
kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan
meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti ajaranmu."
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya.
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya.
Hal yang serupa itu dapat terjadi kepada mereka jika tidak mau menerima dakwahnya dan mendengar
nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang
anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau
menuntut upah dari mereka atas usahanya itu.
Ia hanya menyampaikan amanat
Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah
dan ganjaran untuk usahanya memberi petunjuk dan tuntunan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Shaleh dan beriman kepadanya.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Shaleh dan beriman kepadanya.
Sedangkan sebagian besar terutama mereka yang
tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tinggi, tetap berkeras kepala dan
menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Shaleh dan mengingkari
kenabiannya dan berkata kepadanya:
" Wahai Shaleh! Kami kira bahwa engkau
telah kerasukan syetan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting
dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah
kacau sehingga engkau dengan tidak sadar telah mengeluarkan kata-kata
ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak
memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutus oleh Tuhanmu
sebagai nabi dan rasul-Nya."
"Apakah kelebihanmu daripada kami semua hingga
engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami
yang lebih patut dan lebih cakap untuk menjadi nabi atau rasul daripada
engkau. Tujuanmu dengan berbicara omong kosong dan kata-katamu hanyalah untuk
mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi
kaummu."
"Jika engkau merasa bahwa engkau sehat jasmani dan fikiran
dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang
terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan
agama barumu dengan mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu
sendiri."
"Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang
telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.begitulah jawaban dari para petinggi kaum tsamud."
Dan Nabi
Shaleh menjawab:
" Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa
aku tidak mengharapkan sesuatu apapun darimu sebagai imbalan atas
usahaku memberi tuntunan dan penerangan kepada kamu."
"Aku tidak
mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan untuk usahaku
ini,yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan dari-Nya kelak
aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku dapat
mengikutimu dan menelantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku,
padahal aku telah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran
dakwahku."
"Janganlah sesekali kamu harapkan bahwa aku akan melanggar
perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya
semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kita yang bathil
itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku
berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan
membinasakan aku dengan seruanmu itu."
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Shaleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat mengajak orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya,para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan kelas menengah kebawah.
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Shaleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat mengajak orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya,para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan kelas menengah kebawah.
Mereka menentang Nabi Shaleh dan untuk
membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam
bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan
manusia.
Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Shaleh A.S.
Nabi
Shaleh sedar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti darinya berupa
mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan
mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya
bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka.
Nabi Shaleh membalas
tentangan mereka dengan meminta mereka berjanji,apabila ia berhasil
mendatangkan mukjizat yang mereka minta,mereka akan meninggalkan agama
dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Shaleh dan beriman
kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Shaleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Shaleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu.
Ia memohon kepada Allah dengan kuasa-Nya menciptakan seekor unta
betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat
di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian
dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu
karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Shaleh kepada mereka:
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Shaleh kepada mereka:
" Inilah dia unta Allah, janganlah
kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi
Allah,ia mempunyai giliran untuk mendptkan air minum dan kamu mempunyai
giliran untuk mendptkan minum bagimu dan bagi ternakmu juga dan
ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai
mengganggu binatang ini."
Kemudian berkeliaranlah unta di
ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendpt gangguan. Dan
ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang
diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya.
Dan pada hari-hari
giliran unta Nabi Shaleh itu datang minum tiada seekor binatang lain
berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada
pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa
adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan
laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Shaleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pegaruh Nabi Shaleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya.
Dengan berhasilnya Nabi Shaleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pegaruh Nabi Shaleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya.
Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternak yang merasa
jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Shaleh yang merajalela
di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang
peliharaannya.
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Shaleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Shaleh bila untanya diganggu.
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Shaleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Shaleh bila untanya diganggu.
Selain adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang
itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan
yang kaya raya menawarkan akan menyerah dirinya kepada siapa yang dpt
membunuh unta Saleh.
Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang
mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan
salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh
unta itu.
Dua macam hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita
itu,di samping hasutan para pemuka kaum Tsamud, mengundang dua orang lelaki
bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan
melakukan pembunuhan demi meraih hadiah yang dijanjikan di samping
sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud
bila unta Nabi Shaleh berhasil dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang
lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya
di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat biasa unta tersebut minum.
Dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lewat, segeralah dipanah
betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan
pedangnya di perutnya.
Dengan perasaan gembira dan bangga,pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Shaleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin, seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Dengan perasaan gembira dan bangga,pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Shaleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin, seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Berkata mereka kepada Nabi
Shaleh:
" Wahai Shaleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan
apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu,
jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang selalu benar dalam
kata-katamu."
Nabi Saleh menjawab:
Nabi Saleh menjawab:
" Aku telah peringatkan kamu,
bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu
unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan
tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan
kepada kamu.Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat
tentanganmu kepada-Nya.Janji Allah tidak akan meleset."
"Kamu boleh
bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian
terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah
kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dpt ditunda atau dihalangi."
Ada kemungkinan menurut sebagian ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mrk sadar akan dosanya dan bertobat minta ampun serta beriman kepada Nabi Shaleh dan risalahnya.
Ada kemungkinan menurut sebagian ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mrk sadar akan dosanya dan bertobat minta ampun serta beriman kepada Nabi Shaleh dan risalahnya.
Akan tetapi
dalam kenyataannya waktu tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan
kepada Nabi Shaleh.Bahkan mereka menantang untuk mempercepat datangnya azab
itu dan tidak usahmenunggu tiga hari lagi.
Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi
Shaleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa atas
mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka
terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan
berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan
pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman
azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok
sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas
diri Nabi Shaleh,mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.
Mereka
mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rencana pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur
nyenyak untuk menghindari balas dendam oleh keluarga Nabi
Shaleh, jika diketahui identitas mereka sebagai pembunuhnya. Rencana mereka
ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun
kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Shaleh untuk melaksanakan rencana jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mrk di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Shaleh untuk melaksanakan rencana jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mrk di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab
yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh
bersama para pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di
Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa,
ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang
mengerikan.
Kisah Nabi Saleh Dalam Al-Quran
Kisah
Nabi Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah
Al-A'raaf, ayat 73 s/d 79, surah " Hud " ayat 61 s/d ayat 68
dan surah " Al-Qamar " ayat 23 s/d ayat 32.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Shaleh A.S.
Pelajaran
yang dapat dipetik dari kisah Nabi Shaleh ini adalah bahwa
dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga
masyarakat dapat berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu
seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan
bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran
perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh
unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar
kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas
amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu.
Setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi
di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri
dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu.
Bersikap
acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang terjadi di
depan mataatau disekitar kita,dapat diartikan sebagai persetujuan dan turut serta terhadap
perbuatan mungkar itu.
Belum ada Komentar untuk "KISAH NABI SHALEH AS"
Posting Komentar